Am I Cursed? My Sorrowful Past...

Di sebuah kota yang dipenuhi oleh pepohonan dan bunga, tinggallah seorang gadis yang hanya bisa melihat luar dunia dari jendela kamar. Meski begitu, gadis itu tidak pernah mengeluh karena dia tidak mengetahui apa-apa.

"Selamat pagi," sapa seorang wanita yang tidak lain adalah ibuku. Dia adalah orang ter-ramah yang pernah aku temui dan senyumnya sangat hangat. "Ayo bangun, meski kamu tidak pernah keluar kamar, tapi kamu harus tetap bangun..."

"Engggh... Ibu?" Hidungku tiba-tiba mencium bau manis. Ya. Ini adalah bau roti kismis yang telah terpanggang dengan baik, makanan kesukaanku.

"Kelihatannya kamu sadar." ujar ibuku melihatku langsung mengambil roti kismis itu dan menyantapnya dengan lahap. Kalau aku tidak bisa bangun, ibu selalu memancingku dengan roti kismis.

"Tentu saja!" Selesai makan, ibu menyuruhku untuk mandi dan berganti baju. Aku memang tidak diperbolehkan keluar kamar, dan aku menanggapi hal itu sebagai suatu kebiasaan. Aku tak pernah ambil pusing mengenai hal ini, meski aku pernah bertanya sekali kenapa aku tidak boleh keluar kamar.

Aktivitas yang paling sering kulakukan tidak lain adalah membaca buku. Di kamarku, sekitar 3 rak buku ada dan menyimpan berbagai macam buku. Tidak hanya membaca saja, aku gemar merajut dan menjahit, bahkan aku bisa membuat sebuah boneka teddy bear sendiri.

Kupikir, aku akan selalu hidup damai dan bahagia bersama keluargaku. Ah, apa aku sudah menceritakan ayah dan ibuku? Ayahku bernama Katsuki Tsukishima, dan dia adalah seorang 'Dimensional Traveller', dan berkat darahnya yang mengalir dalam tubuhku, aku bisa berpindah dimensi meski ibu melarangku.

Ibuku sendiri bernama Vienna Tsukishima, seorang 'Elf' dan juga bekerja sebagai seorang Wizard. Kekuatan sihirnya yang besar membuatnya dilantik menjadi salah satu orang terhormat dalam keluargaku. Sebenarnya, Tsukishima itu adalah nama keluarga ayahku, dengan nama perawan ibuku adalah Vienna Halliwell Windbloom.

"Humm... Aku bosan..." keluhku sambil menutup buku tebal yang baru saja selesai kubaca. Kuputuskan untuk bermain sebentar dengan boneka-ku, namun seketika perasaanku terganggu dengan kehadiran seekor makhluk halus.

"Ah... Apa kamu bisa melihatku?" tanya si 'hantu' berbicara padaku. Aku lupa menjelaskan. Aku bisa melihat makhluk halus dengan sangat jelas.

"Iya, apa kamu memiliki suatu masalah?" Seperti hantu-hantu yang sebelumnya berkeliaran di kamarku juga, mereka berniat mencari bantuan. Lebih tepatnya mereka masih tersesat di dunia ini. "Aku tahu kamu sedang bingung."

"Ya... Aku hanya ingin mengatakan selamat tinggal pada teman masa kecilku yang sangat kusayangi, karena dia tidak percaya bahwa aku meninggal saat sedang bermain di dekat air terjun," jelasnya pelan. Air matanya perlahan mengalir. "Aku ingin menemuinya, sekali saja sebelum aku benar-benar musnah dari dunia ini."

"Tapi, aku tidak boleh keluar dari kamar..." ucapku mengingat peraturan ibu yang sangat ketat itu, bahkan sudah bertahun-tahun hal itu dilakukan.

"Kumohon... Ini permohonan terakhirku di dunia." Aku ingin sekali membantunya, tapi sebuah rintangan telah menghadang. Hatiku berat sekali pasti kalau aku tidak menolongnya. Ibu sangat tidak percaya kalau aku telah menolong seorang setan, tapi itu kenyataan.

Kuputuskan untuk menolongnya. Meski itu adalah makhluk halus, tapi awalnya mereka adalah manusia. Mereka masih memiliki hati untuk berbicara. "Baiklah, rasuki tubuhku dan aku akan keluar lewat jendela."

Maafkan aku, ibu. Tapi aku ingin sekali juga melihat dunia luar lagi.


Aku sampai di dekat air terjun tersebut. Wujudku sekarang masih sama, tapi dengan gaya rambut yang berbeda karena aku dirasuki oleh hantu tadi. Kulihat seorang laki-laki tengah menaburkan bunga di sebuah makam bertuliskan nama 'Rika Miyashita'.

"Kakeru!" seruku sebagai si setan ke arah laki-laki itu. Suaraku cukup berubah berkat rasukan tadi.

"Rika?" Dia terkejut melihat diriku - lebih tepatnya gadis setan yang bernama Rika itu. "Tidak mungkin, pasti aku hanya bermimpi..." Dikuceknya matanya, tapi hasilnya sama saja.

"Kakeru, ini aku. Aku memang telah tiada, tapi aku meminjam tubuh seorang gadis yang sangat baik hati padaku. Aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal padamu, itu saja... Atau aku akan terus tersesat disini." jelas 'Rika' kepada Kakeru.

"A, ah..." Air matanya mengalir. Aku tahu bahwa Kakeru jatuh cinta pada 'Rika' dan setiap hari pasti dia selalu mengunjungi makamnya. "Rika, apa yang terjadi sampai kamu meninggal...? Kamu benar-benar jatuh?"

"Ya... Aku hanya ingin memetik bunga kesukaan ibumu untuk mengunjungi ibumu yang sakit, tapi bunga itu hanya berada di air terjun ini 'kan?"

Kakeru tersentak kembali. Semuanya hanya untuknya. Dia bersalah, dan malah memeluk 'Rika'. "Rika, kuharap kamu tenang di atas sana..." Tubuh 'Rika' yang bersatu dengan diriku perlahan musnah. Kakeru kembali menangis, tapi dia tahu kalau dia tidak bisa menolak hukum alam ini.

Dia menoleh ke arahku. "Terima kasih."

"Tidak apa-apa... Aku juga senang bisa membantunya..." Tiba-tiba ibuku datang menghampiriku, lalu membawaku pulang secara paksa. "Ibu?!"

"Ibu sudah bilang kamu tidak boleh keluar, apa yang akan terjadi nanti?!" ujar Ibuku gelisah.

"Memangnya aku tahu apa, Ibu?" tanyaku heran. Tapi dia tidak menghiraukanku dan terus berlari ke rumah. Seorang pria yang tidak lain adalah rekan kerja ibuku tersentak melihatku.

"Ini anakmu, Senior Vienna? Kenapa terdapat lambang aneh di lengannya... Wajahnya juga tidak mirip denganmu..." Ibuku menelan ludah mendengar pernyataan itu. "Senior Vienna! Kamu telah melanggar tradisi keluarga!"

Ibuku berat hatinya dan pasrah. Tradisi keluarga? "Cepat tangkap suami dari Vienna Halliwell Windbloom, karena kita akan segera menghukumnya!"

"Jangan! Jangan tangkap Katsuki!" seru Ibuku meronta-ronta.

"Tidak bisa, Vienna! Tradisi keluarga kita melarang adanya hubungan dengan origin diluar origin Elf, dan anakmu telah diketahui adalah seorang Half!"

Ibuku menangis keras, dan aku hanya bisa diam membujur beku. Dari semua kata-kata tadi, itu mengarah ke sebuah pikiran yang aku tak mungkin bisa percaya... "Aku adalah anak terkutuk."


=========================================================================

Maaf kalau kurang jelas! Tapi aku akan meneruskan ceritanya kalau sudah ada yang ngereview nih satu side story... Ini masih awal, semakin lanjut akan semakin dalam ceritanya.

Eaaaaa.... Bagus, Reira~
Kesannya keren
Gud job!!

Akhirnya buat juga... Good job, good job...
Btw kalau ada angket saya bakal pilih Himeta sebagai karakter 'terbaik'...
Hehehehehehe~

Thanks Yume dan Seiru!!!! *meluk #lupakan
Wakakakakakaka, karakter 'terbaik'? Masa?

Iyalah baik, udah tau dilarang ibunya tapi masih tetep nyelamatin orang (lebih tepatnya setan)~

Nah kamu bisa baca pikiranku Yume... :3

Weleh2, Yume bisa telepati >o<

Hahahahahaha
Btw, kalo buat second chara boleh di affiliasi yang sama ga?

Boleh... Tapi ga boleh punya hubungan suka atau jadian gitu... kakak adik/kembar/temen/sepupu sih boleh ya.

O, ow... Kalo gitu second chara aku sepupuan aja deh :3